INFO AREK MALANG
Sunday, July 3, 2022
  • Login
  • World
  • Opinion
  • National
  • Politics
  • Business
  • Science
  • Entertainment

    The ‘Deadpool’ creator Liefeld praises “The Night Comes for Us”

    Bill Gates’ iconic donkey game arrives on iPhone, Apple Watch

    BLACKPINK’s Jennie announces release date of solo debut

    Hail a Ride Hands-Free: Apple Opens Siri to Outside Developers

    Mount Rinjani to be closed following the Lombok earthquake

    Bantar Gebang residents ask for increase in ‘smelly money’

    Baking industry growth set to rise on more stable economy

    The Chainsmokers Actually Make a Great Nickelback Cover Band

    Man Blows Himself Up On Empty Belgium Football Field

    Expert Tips: Important tips to improve your breakfast routine

  • Lifestyle
    • All
    • Fashion
    • food
    • Health
    • Travel

    The ‘Deadpool’ creator Liefeld praises “The Night Comes for Us”

    Unilever to continue producing teabags after Sariwangi bankrupt

    Palembang to inaugurate quake-proof bridge next month

    Agrarian Ministry distributes 6.2m land certificates

    Government targets 16.6% tax revenue growth in 2019

    Indonesia’s Largest Fleet Of Taxis Teams Up To Beat Ride-hailing Apps

    BLACKPINK’s Jennie announces release date of solo debut

    Seven workouts scientifically proven to burn the most calories

    Uber’s Turbulent Week: Kalanick Out, New Twist In Google Lawsuit

    Johann Gutenberg faces tough questions during news conference

    Trending Tags

    • Golden globes
    • Climate Change
No Result
View All Result
  • World
  • Opinion
  • National
  • Politics
  • Business
  • Science
  • Entertainment

    The ‘Deadpool’ creator Liefeld praises “The Night Comes for Us”

    Bill Gates’ iconic donkey game arrives on iPhone, Apple Watch

    BLACKPINK’s Jennie announces release date of solo debut

    Hail a Ride Hands-Free: Apple Opens Siri to Outside Developers

    Mount Rinjani to be closed following the Lombok earthquake

    Bantar Gebang residents ask for increase in ‘smelly money’

    Baking industry growth set to rise on more stable economy

    The Chainsmokers Actually Make a Great Nickelback Cover Band

    Man Blows Himself Up On Empty Belgium Football Field

    Expert Tips: Important tips to improve your breakfast routine

  • Lifestyle
    • All
    • Fashion
    • food
    • Health
    • Travel

    The ‘Deadpool’ creator Liefeld praises “The Night Comes for Us”

    Unilever to continue producing teabags after Sariwangi bankrupt

    Palembang to inaugurate quake-proof bridge next month

    Agrarian Ministry distributes 6.2m land certificates

    Government targets 16.6% tax revenue growth in 2019

    Indonesia’s Largest Fleet Of Taxis Teams Up To Beat Ride-hailing Apps

    BLACKPINK’s Jennie announces release date of solo debut

    Seven workouts scientifically proven to burn the most calories

    Uber’s Turbulent Week: Kalanick Out, New Twist In Google Lawsuit

    Johann Gutenberg faces tough questions during news conference

    Trending Tags

    • Golden globes
    • Climate Change
No Result
View All Result
INFO AREK MALANG
No Result
View All Result
Home HUKUM

KEROPOS

Redaksi Senanews by Redaksi Senanews
23/06/2021
in HUKUM
0 0
0
KEROPOS
0
SHARES
30
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Rikson Karundeng
(Jurnalis, Director Komunitas Penulis MAPATIK)

RELATED POSTS

Petakan Daerah Rawan Bencana, Polsek Turen Cek Jalan Penghubung Desa Pagedangan

Antisipasi PMK, Polsek Sumbermanjing Wetan Melaksanakan Cek dan Beri Pengawasan Mobilitas Hewan ternak


SEDERET kasus dugaan korupsi yang melibatkan pejabat di Sulawesi Utara, dianggap jalan di tempat. Bahkan terkesan telah terkubur dalam. Kondisi ini memantik tanya publik. Gelombang sorotan kencang menyasar prilaku buruk para aparat hukum penghuni rumah Korps Bhayangkara dan Korps Adhyaksa.

Kerisauan masyarakat Sulawesi Utara bukan tanpa alasan. Memori Oktober 2017 masih tergurat dalam di otak. Kala itu bumi nyiur melambai berguncang hebat. Saat awan kelam membungkus dunia peradilan Sulawesi Utara. Ketua Pengadilan Tinggi Manado, Sudiwardono terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ikut terjerat, personil Komisi XI DPR RI, Aditya Anugerah Moha.

Fakta persidangan kemudian menguak, Sudiwardono dan Aditya bermain transaksi suap. Aksi itu dilakukan untuk mempengaruhi pemegang palu pengadilan. Biar jeruji besi jauh dari Marlina Moha Siahaan. Anggota DPRD Sulawesi Utara, ibu dari Aditya yang terseret kasus korupsi tunjangan pendapatan aparat pemerintah desa (TPAPD) Kabupaten Bolaang Mongondow, di era ketika ia duduk di kursi bupati tanah Totabuan. Putusan banding yang bergulir coba digeser dengan sekarung rupiah.

Di Indonesia, ini memang bukan kisah baru. Catatan Indonesia Corruption Watch (ICW) mengurai, sejak Maret 2012 hingga November 2018 saja, sudah ada 28 orang hakim dan aparat pengadilan (non hakim) yang tersandung kasus korupsi. Daftar itu barangkali hanya sedikit catatan kelam dunia peradilan kita yang berhasil terkuak nyata di mata publik.

Lembaga peradilan selalu menjadi ruang asa bagi setiap hati yang rindu menemukan keadilan. Sayang, kehidupan nyata acap kali tak seindah mimpi. Pengadilan justru menjadi pedang legitimasi untuk menjauhkan keadilan dari masyarakat. Tak mengherankan jika banyak orang bersikap sinis dan apatis terhadap lembaga peradilan di Indonesia.

Episode drama pembegalan kebenaran dan keadilan tak pernah berujung. Aksi sistematis itu seperti sebuah permainan menarik gerombolan mafia peradilan. Ingatan proses pengadilan mantan Dirut Jamsostek Ahmad Djunaedi, 2006 lampau masih segar dalam memori. Pemandangan ngilu-pilu. Saat ia menjemput putusan hakim dengan teriakan geram. Ia kesal karena talang yang mengalirkan Rp1,6 miliar telah berujung ke jaksa. Sebagian dana telah digunakan untuk memesan hakim.

Kencang berdegung di telinga publik, para pemeran mafia peradilan dalam proses persidangan adalah seluruh lapisan aparat penegak hukum. Polisi, jaksa, hakim, panitera, hingga advokat. Mulai dari tingkat daerah sampai di Mahkamah Agung, semua ikut bermain dalam pentas itu.

Daniel Kaufman dalam laporan Bureaucarti Judiciary Bribery tahun 1998 menyebutkan, korupsi di peradilan Indonesia berada di ranking paling tinggi di antara negara-negara seperti Ukraina, Venezeula, Rusia, Kolombia, Mesir, Yordania, Turki, dan seterusnya. Bahkan, hasil survei nasional tentang korupsi yang dilakukan Partnership for Governance Reform pada 2002 juga menempatkan lembaga peradilan Indonesia di peringkat lembaga terkorup menurut persepsi masyarakat. Hal tersebut diperkuat dengan laporan Komisi Ombudsman Nasional (KON) tahun 2002, bahwa berdasarkan pengaduan masyarakat menyebutkan penyimpangan di lembaga peradilan menempati urutan tertinggi, yakni 45% dibandingkan lembaga lainnya. Bahkan data yang sempat dilansir Komisi Yudisial menyebutkan bahwa 2.440 hakim atau sekitar 40 persen dari total 6.100 hakim dikategorikan bermasalah, yang pada akhirnya membuat praktek hukum diwarnai judicial corruption.

Pada saat yang sama kita juga melihat adegan yang melukai rasa keadilan. Koruptor kakap banyak yang dibebaskan berkeliaran, sementara pencuri kelas teri hampir tak pernah lolos dari hukuman. Dalam catatan ICW, selama kurun waktu 1999 hingga 2006, ada 142 pelaku korupsi yang dibebaskan oleh 133 hakim di berbagai daerah di Indonesia.

Hari ini, mencari keadilan seperti mencari sebatang jarum yang hilang dalam tumpukan jerami. Rumit, berbelit-belit, penuh tikungan dan jebakan, yang berujung kekecewaan dan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap hukum. Menumpuknya belasan ribu perkara di Mahkamah Agung, tidak hanya menunjukkan banyaknya permasalahan hukum dan kejahatan di negeri ini, akan tetapi juga karena panjang dan berbelitnya proses peradilan. Inilah di antaranya penyebab hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap hukum. Tindakan main hakim sendiri (eigenrechting) yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya terhadap kejahatan jalanan (street crimes) adalah bukti ketidakhormatan dan ketidakpercayaan mereka terhadap hukum (disrespecting and distrusting the law).

Realita sistem hukum dan peradilan di negeri ini sangat memiriskan. Kondisi itu nampaknya tergambarkan dalam penelitian yang dilakukan oleh The Asia Foundation & AC Nielsen. Dari penelitian yang dilakukan terhadap para responden, antara lain temuannya adalah, 49% sistem hukum tidak melindungi mereka (the legal system does not protect them), 38% tidak ada persamaan di muka hukum (there is no such thing as equality before the law), 57% sistem hukum masih tetap korup (the legal system is just as corrupt as it has always been) problem.

Menurut sejumlah pakar, langgengnya praktek mafia peradilan di Indonesia dipicu oleh sejumlah persoalan. Sanksi hukum tidak menimbulkan efek jera. Hukum hanya mementingkan kepastian hukum dan mengabaikan keadilan. Belum lagi sistem peradilan berjenjang yang menimbulkan ketidakpastian hukum. Proses hukum akhirnya berjalan panjang karena rantai peradilan yang panjang. Setiap jenjang pun memiliki “lahan basah” sendiri bagi para mafia peradilan. Kondisi itu ikut dikuak “orang dalam”, Jaksa Kejaksaan Agung dan dosen Fakultas Hukum Universitas Pasundan Bandung, Wahyu Wiriadinata dalam tulisannya tentang “Masalah Mafia Peradilan dan Korupsi di Indonesia”.

Equality before the law (persamaan di depan hukum) hingga kini masih sekedar lagu yang enak didengar. Faktanya, di lembaga peradilan Indonesia tidak ada persamaan di depan hukum. Status dan kedudukan seseorang sangat berpengaruh. Pejabat negara tersangkut perkara pidana harus mendapatkan izin dari Presiden baru kasusnya berproses.

Salah satu persoalan pokok lain adalah perilaku aparat hukum. Mental bobrok masih melekat di tubuh aparat penegak hukum. Mulai dari polisi, panitera, jaksa hingga hakim. Di dekade ini pernah tercatat, data Komisi Yudisial yang menyebutkan bahwa 2.440 hakim atau sekitar 40 persen dari total 6.100 hakim dikategorikan bermasalah, yang pada akhirnya membuat praktek hukum diwarnai judicial corruption.

Untuk mengantisipasi dan melakukan pengawasan terhadap aparat hukum di Indonesia, telah dibentuk berbagai macam komisi sebagai state auxilary bodies. Antara lain Komisi Ombudsman Nasional, Komisi Hukum Nasional, KPKPN (sudah dibubarkan), KPK hingga Komisi Yudisial. Hadirnya komisi-komisi tersebut harus diakui mampu menekan praktek mafia peradilan. Namun, apakah itu sudah cukup?

Peran masyarakat sangat penting agar komisi-komisi itu bisa menjalankan fungsi secara maksimal. Misalnya mejadi relawan, mitra komisi-komisi ini. ICW menyebutkan, banyaknya kasus yang menyeret hakim dan pegawai pengadilan ke dalam kerangkeng KPK, salah satu indikasi bahwa pengadilan atau cabang kekuasaan yudikatif sedang dalam kondisi darurat korupsi. Lembaga pengadilan memiliki potensi korupsi yang sangat besar. Kolaborasi lembaga pengawas – masyarakat umum, dipastikan bisa menjadi senjata ampuh untuk menghadang para mafia peradilan.

Karena kondisi pengadilan yang darurat, maka perlu ada langkah luar biasa untuk membersihkan praktek mafia hukum di pengadilan dan sekaligus mengembalikan citra pengadilan di mata publik. Selain peran masyarakat untuk membantu komisi-komisi tersebut, Mahkamah Agung perlu melakukan evaluasi dalam melihat dan memetakan potensi korupsi di tubuh pengadilan. Proses seleksi hakim hingga evaluasi-penguatan terhadap hakim yang berada di bawah Mahkamah Agung, urgen dilakukan dan harus intens digelar. Pastikan Mahkamah Agung memiliki hakim-hakim yang berintegritas. Besar harapan, evaluasi intens terhadap aturan hukum dan lembaga peradilan, kerja “malendong” untuk pengawasan dari banyak pihak, evaluasi rutin para hakim, bisa membawa perubahan bagi dunia peradilan di negeri ini. (*)

ShareTweetSend
Redaksi Senanews

Redaksi Senanews

Related Posts

Petakan Daerah Rawan Bencana, Polsek Turen Cek Jalan Penghubung Desa Pagedangan

by redaksi malang
02/07/2022
0

POLRES MALANG–Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat melalui Kapolsek Turen Kompol Suko Wahyudi melaksanakan pengecekan jalur penghubung Desa Pagedangan di Desa...

Antisipasi PMK, Polsek Sumbermanjing Wetan Melaksanakan Cek dan Beri Pengawasan Mobilitas Hewan ternak

by redaksi malang
02/07/2022
0

POLRES MALANG – Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat melalui Kapolsek Sumbermanjing Wetan Iptu Heri Yani Suprapto bersama Anggota melaksanakan kegiatan...

Bhabinkamtibmas Polsek Singosari Sambangi Warga Binaan, Sampaikan Pesan Kamtibmas

by redaksi malang
02/07/2022
0

POLRES MALANG – Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat melalui Kapolsek Singosari Kompol Achmad Robial bersama Bhabinkamtibmas Desa Dengkol Bripka Agus...

Anggota Polsek Bululawang Pantau Sembako di Pasar Sekitar

by redaksi malang
02/07/2022
0

POLRES MALANG - Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat melalui Kapolsek Bululawang Kompol Ainun Djariyah laksanakan pemantauan stok sembako dan minyak...

Cegah Penularan PMK, Polsek Bululawang Terus Lakukan Penyekatan Mobil Pengangkut Hewan Ternak

by redaksi malang
02/07/2022
0

POLRES MALANG - Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat melalui Kapolsek Bululawang Kompol Ainun Djariyah bersama Muspika Bululawang melakukan penyekatan mobil...

Next Post
Melihat Kebenaran Agama dengan Teleskop yang Tepat

Melihat Kebenaran Agama dengan Teleskop yang Tepat

10 Juta Vaksin Sinovac Tiba di Indonesia

10 Juta Vaksin Sinovac Tiba di Indonesia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RECOMMENDED

Petakan Daerah Rawan Bencana, Polsek Turen Cek Jalan Penghubung Desa Pagedangan

02/07/2022

Antisipasi PMK, Polsek Sumbermanjing Wetan Melaksanakan Cek dan Beri Pengawasan Mobilitas Hewan ternak

02/07/2022
  • 114 Followers
  • 51.8k Followers
  • 103k Subscribers
  • 650 Followers
  • 23.6k Followers

MOST VIEWED

  • Ungkap Penyalahgunaan PKH, Polres Malang Dapat Pujian dari Mensos

    Ungkap Penyalahgunaan PKH, Polres Malang Dapat Pujian dari Mensos

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melihat Kebenaran Agama dengan Teleskop yang Tepat

    667 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nakes Terpapar Covid-19 Meroket, Bamsoet Minta Pemerintah Ambil Kebijakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sepenggal Kisah Sang Maestro

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Kunci Penanganan Penyebaran Covid di Bangkalan ala Kapolda Jatim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
INFO AREK MALANG

We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc. Check our landing page for details.

CATEGORY

  • Business
  • EKONOMI
  • Entertainment
  • Fashion
  • food
  • Health
  • HUKUM
  • INTERNASIONAL
  • KESEHATAN
  • Lifestyle
  • NASIONAL
  • National
  • OLAHRAGA
  • Opinion
  • Politics
  • POLITIK
  • Science
  • Sports
  • Tech
  • Travel
  • World

SITE LINKS

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org
  • Landing Page
  • All Features
  • Get JNews
  • Contact

© 2022 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Homepages
    • Homepage Layout 1
    • Homepage Layout 2
  • Politics
  • World
  • Business
  • Science
  • National
  • Entertainment
  • Sports
  • Fashion
  • Lifestyle
  • Travel
  • Tech
  • Health
  • Food

© 2022 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist